PERKEMBANGAN
KOPERASI DI DUNIA
1. Perkembangan
Koperasi Di Eropa
a)
Perkembangan Koperasi di Prancis
Revolusi Perancis dan perkembangan industri telah
menimbulkan kemiskinan dan penderitaan bagi rakyat Perancis. Kelahiran koperasi
yang didasari oleh adanya penindasan dan kemiskinan yang terjadi pada
masyarakat kalangan bawah (buruh) di dalam sistem kapitalisme yang berkembang
pesat saat itu, ternyata harus berhadapan pula dengan kelemahan dari dalam
koperasi sendiri. Kurangnya modal, kesadaran dan pengetahuan yang rendah dari
anggota dan pengurus menyebabkan koperasi sulit berkembang secara pesat. Di
sisi lain, ideologi sosialisme yang muncul sebagai reaksi dari
kekurangan-kekurangan kapitalisme itu ternyata tidak mampu berbuat banyak untuk
merubah keadaan saat itu.
Berkat dorongan pelopor-pelopor merekaseperti Charles
Forier, Louis Blanc, serta Ferdinand Lasalle, yang menyadari perlunya perbaikan
nasib rakyat, para pengusaha kecil di Perancis berhasil membangun Koperasi -
koperasi yang bergerak dibidang produksi.
Charles Fourier (1772-1837) seorang sosialis Perancis
menganjurkan berdirinya unit-unit produksi “Falansteires” yang mengedepankan
semangat kebersamaan baik kepemilikan kapital, mengupayakan kebutuhan sendiri
dan kepemilikan terhadap alat-alat produksi secara bersama-sama. Louis Blanc
(1811-1882) meskipun terpengaruh oleh cita-cita Charles Fourier tetapi Louis
Blanc mencoba lebih realistis dengan menyusun rencana yang lebih konkret. Louis
Blanc mengusulkan kepada pemerintah untuk mendirikan tempat-tempat kerja untuk
kaum buruh dalam bentuk Atelier Sosiaux (Atelier Sosial) dimana kaum buruh
mengorganisir sendiri dengan cara kooperatif dan diawasi oleh pemerintah.
Selain mendapatkan upah kerja, kaum buruh juga mendapat bagian dari laba usaha.
Saint Simon (1760-1825) berpendapat bahwa masalah sosial dapat diatasi jika
masyarakat diatur menjadi “Assosiasi Produktif” yang dipimpin teknokrat dan
ahli-ahli industri.
Dewasa ini di Perancis terdapat Gabungan Koperasi
Konsumsi Nasional Perancis (Federation Nationale Dess Cooperative de
Consommation), dengan jumlah Koperasi yang tergabung sebanyak 476 buah. Jumlah
anggotanya mencapai 3.460.000 orang, dan toko yang dimiliki berjumlah 9.900
buah dengan perputaran modal sebesar 3.600 milyar franc/tahun.
B)
Perkembangn Koperasi di Inggris
Koperasi didirikan di kota Rochdale, Inggris pada
tahun 1844. Koperasi ini di pandang sukses. Koperasi yang dipelopori oleh 28
anggota tersebut dapat bertahan dan sukses karena didasari oleh semangat
kebersamaan dan kemauan untuk berusaha. Mereka duduk bersama dan menyusun
berbagai langkah yang akan dilakukan sebelum membentuk sebuah satuan usaha yang
mampu mempersatukan visi dan cita-cita mereka. Mereka mulai menyusun pedoman
kerja dan melaksanakan sesuai dengan ketentuan yang mereka susun bersama.
Walaupun pada awalnya banyak mengalami hujatan, tetapi toko yang dikelola
secara bersama-sama tersebut mampu berkembang secara bertahap. Rochdale
Equitable Pioneer’s Cooperative Society, dengan prinsip-prinsip koperasinya :
a. Keanggota
yang bersifat terbuka.
b. Pengawasan secara
demokratis.
c. Bunga yang
terbatas atas modal anggota.
d. Pengembalian sisa
hasil usaha sesuai dengan jasanya pada koperasi.
e. Barang-barang
hanya dijual sesuai dengan harga pasar yang berlaku dan harus secara tunai.
f. Tidak ada
perbedaan berdasarkan ras, suku bangsa, agama dan aliran politik.
g. Barang-barang yang
dijual adalah barang-barang yang asli dan bukan yang rusak atau palsu.
h. Pendidikan terhadap
anggota secar berkesinambungan.
Dari pedoman koperasi di Rochdale inilah
prinsip-prinsip pergerakan koperasi dibentuk. Meskipun masih sangat sederhana
tetapi apa yang dilakukan koperasi Rochdale dengan prinsip-prinsipnya telah
menjadi tonggak bagi gerakan koperasi di seluruh dunia. Prinsip-prinsip
koperasi Rochdale tersebut kemudian dibakukan oleh I.C.A dan disampaikan dalam
konggres I.C.A di Paris tahun 1937.
C) Perkembangn
Koperasi di Jerman
Sekitar tahun 1848, saat Inggris dan Perancis telah
mencapai kemajuan, muncul seorang pelopor yang bernama F. W. Raiffeisen,
walikota di Flammersfield. Ia menganjurkan agar kaum petani menyatukan diri
dalam perkumpulan simpan-pinjam.
D) Perkembangn Koperasi Di
Denmark
Jumlah
anggota Koperasi di Denmark meliputi sekitar 30% dari seluruh peduduk Denmark.
Hampir sepertiga penduduk pedesaan Denmark yang berusia antara 18 s/d 30 tahun
balajar di perguruan tinggi.
Dalam perkembangannya, tidak hanya
hasil-hasil pertanian yang didistribusikan melalui Koperasi, melainkan meliputi
pula barang-barang kebutuhan sector pertanian itu sendiri. Selain itu, di
Denmark juga berkembang Koperasi konsumsi. Koperasi-koperasi konsumsi ini
kebanyak didirikan oleh serikat-serikat pekerja di daerah perkotaan.
E) Perkembangn Koperasi
Di Swedia
Salah
seorang pelopor Koperasi yang cukup terkemuka dari Swedia bernama Albin
Johansen. Salah satu tindakannya yang cukup spektakuler adalah
menasionalisasikan perusahaan penyaringan minyak bumi yang menurut pendapatnya,
dapat dikelola dengan cara yang tidak kalah efisiennya oleh Koperasi. Pada
tahun 1911 gerakan Koperasi di Swedia berhasil mengalahkan kekuatan perusahaan
besar. Pada tahun 1926 Koperasi berhasil menghancurkan monopoli penjualan
tepung terigu yang dimilikki perusahan swasta.
2)
Perkembangan Koperasi Di Asia
A)
Perkembangan Koperasi Di Jepang
Koperasi pertama kali berdiri di
Negara ini pada tahun 1900 (33 tahun sesudah pembaharuan oleh Kaisar Meiji),
atau bersamaan waktunya dengan pelaksanaan Undang-undang Koperasi Industri
Kerajinan. Cikal bakal kelahiran Koperasi di Jepang mulai muncul ketika
perekonomian uang mulai dikenal oleh masyarakat pedalaman.
B) Perkembangan Koperasi Di Korea
Perkembangan Koperasi di Korea,
khususnya Koperasi pedesaan, dimulai pada awal abad ke-20. Di Korea ada dua
organisasi pedesaan yang melayani kebutuhan kredit petani, yakni Bank Pertanian
Korea dan Koperasi Pertanian.
C) Perkembangan koperasi
di Thailand
a. Pembentukan departemen pada tahun 1915,
mengawali kelahiran koperasi pertama di Thailand.
b. Departemen promosi koperasi di
Thailand memiliki visi untuk memprmosikan dan mengmbangkan kelompok promosi
& kelompok petani menuju ketahanan & kemandiria.
c. Departemen
koperasi memberikan bimbingan dari sisi administrasi, kelembagaan, dan efisiensi
dari kelompok petani tersebut.
Kesimpulan:
Kelebihan
koperasi yaitu :
a. Usaha
koperasi tidak hanya diperuntukkan kepada anggotanya saja, tetapi juga untuk
masyarakat pada umumnya.
b. Koperasi dapat melakukan berbagai usaha
diberbagai bidang kehidupan ekonomi rakyat.
c. Sisa Hasil Usaha
(SHU) yang dihasilkan koperasi dibagikan kepada anggota sebanding dengan jasa
usaha masing-masing anggota.
d. Membantu membuka
lapangan pekerjaan.
e. Mendapat kesempatan usaha yang seluas-luasnya
dari pemerintah.
f. Mendapat bimbingan dari pemerintah dalam rngka
mengembangkan koperasi.
Kelemahan
koperasi yaitu:
a. Umumnya, terdapat keterbatasan Sumber Daya Manusia, baik
pengurus maupun anggota terhadap pengetahuan tentang perkoperasian.
b. Tidak semua anggota koperasi berperan aktif dalam
pengembangan koperasi.
c. Koperasi identik dengan usaha kecil
sehingga sulit untuk bersaing dengan badan usaha lain.
d. Modal koperasi relatif terbatas
atau kecil bila dibandingkan dengan badan usaha lain
Sumber :
http://bertani-bertani.blogspot.com/2013/04/sejarah-dan-perkembangan-koperasi.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar